PEMBELAJARAN
MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
QUANTUM
TEACHING SISWA KELAS VII
PROPOSAL SKRIPSI
Dosen Pengampu : Dr. Stamsul Ghufron, M. Si.

Disusun oleh
BISARUL IHSAN
Nim : 11321640
FKIP BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada
pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam berkomunikasi bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra. Namun pada kenyataannya, saat ini sebagian siswa
masih kurang terampil dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulisan.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada empat
keterampilan bahasa, diantaranya adalah keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Setiap keterampilan itu erat
sekali berhubungan dengan tiga
keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan
satu kesatuan (catur tunggal).
Selanjutnya setiap
keterampilan itu erat berhubungan dengan proses-proses
yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin
terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.
Keterampoilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan
banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih
keterampilan berfikir (Tarigan, 1994: 1).
Dari
empat keterampilan berbahasa, kemampuan bahasa yang sulit dikuasai oleh siswa
adalah keterampilan menulis, termasuk menulis pengalaman pribadi (narasi),
walaupun terkesan mudah, namun masih banyak siswa yang mengaku kesulitan.
Banyak alasan yang mereka ucapkan mulai dari ide dan tidak tau bagaimana cara
memulai menuliskannya. Diantara penyebab hal itu adalah kurangnya pembiasaan
menulis dan kurangnya motivasi baik dari
guru maupun dari dalam diri siswa sendiri. Serta penerapan pendekatan yang
kurang sesuai dalam proses pembeajaran.
Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis
yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan
disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya
motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala
kemampuannya. Dengan demikian, bias dikatakan siswa yang berprestasi rendah
belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah pula, tetapi mungki
disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi (Sanjaya, 2011: 28)
Dari kenyataan ini peneliti meresa para
guru perlu menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
dalam pembelajaran tersebut. Dalam mengtasi kesenjangan tersebut, Penulis
mempelajari beberapa metode pembelajaran, salah satu di antaranya adalah
penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching.
Quantum teaching adalah pengubahan belajar
yang meriah dengan segala nuansanya (Dporter, 2000: 32). Quantum teaching
mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar (Deporter,
2000: 33). Quantum teaching menggunakan kerangka rancangan “TANDUR”, yaitu; (1)
Tumbuhkan, berarti guru harus menumbuhkan motivasi dan minat siswa terhadap
manfaat pembelajaran melalui konsep ‘AMBAK’ apa manfaatnya bagiku?, (2) Alami,
berarti memberikan pengalaman pada siswa, (3) Namai, berarti memasukkan konsep
keterampilan berfikir dan strategi belajar pada saat minat siswa muncul, (4)
Demonstrasi, berarti guru menyediakan kesempatan pada siswa untuk meunjukkan
bahwa mereka telah tahu dan bias, (5) Ulangi, berarti memberi kesempatan kepada siswa untuk memperkuat atau
menegaskan pengetahuan yang telah mereka miliki, (6) Rayakan, berarti memberi
pengakuan atas prestasi siswa, misalnya memberikan pujian, menyanyi bersama,
membunyikan yel-yel, dan sebagainya (Basuni dan Thalabi, 2009: 114).
Dengan menggunakkan model pembelajaran
quantum teaching ini penulis merasa yakin siswa akan lebih bersemangat dan
lebih mudah dalam menuliskan pengalaman
pribadinya dengan baik. Oleh karena itu penulis tertarik mengadakan penelitian Pembelajaran
dengan judul Pembelajaran Menulis Pengalaman Prebadi dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Quantum Teaching Siswa Kelas VII MTs Hidayatul Islamiyah Bumitejo.
B.
Rumusan Masalah
(1)
Bagaimana perencanaan pembelajaran dalam
menulis pengalaman pribadi dengan
menggunakan model pembelajaran quantum teaching?
(2)
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dalam menulis pengalaman
pribadi dengan menggunakan
model pembelajaran quantum teaching?
(3)
Bagaimana penilaian pembelajaran dalam menulis pengalaman
pribadi dengan menggunakan
model pembelajaran quantum teaching?
(4)
Bagaimana hambatan-hambatan dalam
menulis pengalaman pribadi dengan
menggunakan model pembelajaran quantum teaching?
C.
Tujuan Penelitian
(1)
Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dalam
menulis pengalaman pribadi dengan
menggunakan model pembelajaran quantum teaching.
(2)
Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dalam menulis pengalaman
pribadi dengan menggunakan
model pembelajaran quantum teaching.
(3)
Mendeskripsikan penilaian pembelajaran dalam menulis pengalaman
pribadi dengan menggunakan
model pembelajaran quantum teaching.
(4)
Mendeskripsikan hambatan-hambatan dalam
menulis pengalaman pribadi dengan
menggunakan model pembelajaran quantum teaching.
D.
Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1.
Manfaat Teoritis
Secara teoreitis penelitian ini
diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan mengenai model pembelajaran yang
paling tepat dalam meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa
(narasi). Yang selanjutnya digunakan sebagai langkah awal dalam pembinaan dan
pengembangan pembelajaran keterampilan menulis dalam bidang studi bahasa dan
sastra Indonesia, serta dapat melengkapi penelitian-penelitian mengenai pembelajaran
kebahasaan bahasa Indonesia yang dilakukan oleh peneliti.
2.
Manfaat Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat:
(a)
Memotivasi siswa dalam
mengembangkandaya pikir dalam mengeluarkan ide atau gagasan yang dituangkan
dalam bentuk tulisan pengalaman pribadi sehingga kemampuan dasar keterampilan
menulis narasi dapat dioptimalkan.
(b)
Memberikan informasi bagi guru
tentang penggunaan model pembelajaran dalam pembelajaran menulis karangan, dan
dapat mengetahui kelebihan penggunaan model pembelajaran quantum teaching dalam
pembelajaran menulis pengalaman pribadi, khususnya karangan narasi.
E.
Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kerancauan presepsi, berikut
dijelaskan istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini.
(a)
Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
(b)
Pengalaman pribadi adalah
kejadian yang pernah dilakukan atau dialami oleh seorang individu.
(c)
Quantum teaching adalah
pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya (Dporter, 2000: 32).
Quantum teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan
belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan
proses belajar (Deporter, 2000: 33).
(d)
Penilaian didefinisikan sebagai
proses pengumpulan informasi tentang kinerja untuk digunakan sebagai dasar
dalam keputusan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Menulis
Menulis
adalah melahirkan atau mengungkapksn pikiran dan perasaan melalui satu
lambang/tulisan (Khoirudin, dkk, 2009: 2003). Menulis yaitu melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh
seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut (Taringan
dalam Musaba, 1991: 3). Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang yang dipahami oleh seseorang,
sehingga orang-orang dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik itu (Tarigan, 2008: 22). Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa
yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap
muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif
(Tarigan, 2008: 3). Dari berbagai pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan
bahwa Menulis adalah mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan suatu lambang
bahasa dengan bentuk tulisan.
Dalam kehidupan modern ini, jelas
bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Tidak terlalu berlebihan jika
kita mengatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu cirri dari orang
yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan hal ini, ada seorang penulis yang mengatakan
“menulis” dipergunakan untuk melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi.
Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang
yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan ini
bergantung pada pikiran, organisasi pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat
(Morsey dalam Tarigan, 2008: 4).
B.
Tahap Kreatif dalam
Menulis
Tahap kreatif universal dalam menulis
adalah sebagai berikut:
1.
Tahap Pencarian Ide dan
Pengendapan
Modal dasar menulis adalah ide, gagasan,
inspirasi atau ilham dan sebagainya yang menjadi hal yang akan dikembangkan
menjadi cerita, puisi, ataupun novel.
2.
Tahap Penulisan
Jika ide dan kemungkinan-kemungkinan
dramatisasi peristiwa atau logika cerita atau puisi sudah dikuasai, maka segera
tuliskan.
3.
Tahap Editing dan Revisi
4.
Editing adalah pemeriksaan
kembali karya yang baru kita tulis dari aspek kebahasaannya, baik kesalahan
kata, frasa, tanda baca, penulisan, sampai ke kalimat-kalimatnya. Sedangkan
revisi adalah pemeriksaan kembali karya yang baru ditulis dari aspek isi
(content) atau logika cerita (Kurniawan, heru dan Sutardi, 2011: 16--23).
C.
Fungsi dan Tujuan
Menulis
Pada prinsipnya fungsi utama dari
tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat
penting bagi pendidikan karena memudahkan para peeelajar berpikir. Selain itu
juga dapat menolong kita berfikir secara kritis. Dan juga dapat memudahkan kita
merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau
persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan
bagi pengalaman. Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan
situasi dengan tepat. Situasi yang harus dipehatikan dan dimanfaatkan itu
adalah:
(1)
Maksud dan tujuan sang penulis
(perubahan yang diharapkannya akan terjadi pada diri pembaca).
(2)
Pembaca atau pemirsa (apakah
pembaca itu orang tua, kenalan, atau teman sang penulis, dll.)
(3)
Waktu atau kesempatan
(keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnya suatu kejadian tertentu, waktu,
tempat, dl.) (D’Angelo dalam Tarigan, 2008:23).
Setiap tulisan mengandung beberapa
tujuan, adapun tujuan menulis adalah;
(1)
Informative discourse : tulisan
yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar
(2)
Persuasive discourse: tulisan
yang bertujuan untuk meyakinkan dan mendesak
(3)
Literary discourse: tulisan
yang bertujuan untuk menghibur/menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik
(4) Ekspressive discourse: tulisan yang mengekspresikan perasaan dan
emosi yang kuat dan berapi-api (Tarigan,
2008: 24—25).
D.
Tulisan Pribadi: Makna
dan Manfaat
Tulisan pribadi adalah suatu bentuk tulisan yang memberikan sesuatu yang
paling menyenangkan dalam penjelajahan diri pribadi sang penulis. Hanya catatan
atau laporan pribadi yang tertulis sajalah yang dapat menangkap kembali atau
alami pada masa lalu (Tarigan, 2008: 31).
Tulisan pribadi dapat juga merupakan
terapeutik (therapeutics) atau “ilmu pemeriksaan dan pengobatan”, suatu alat
untuk menganalisis diri yang mengijinkan kita memahami diri kita lebih baik.
Tulisan pribadi juga mempersiapkan kita bagi penulisan tugas-tugas yang jauh
lebih pelik, dengan jalan memudahkan kita menggarap sesuatu pokok pembicaraan
yang telah
kita pahami benar-benar, dan dapat dengan mudah menyusun serta menatanya dalam
suatu urutan waktu yang sederhana (Tarigan, 2008: 31--32).
Akhirnya tulisan pribadi
lebih menyenangkan daripada kebanyakan jenis tulisan lainnya. Karena telah terbiasa terlibat dengan diri
kita sendiri, kita akan menikmati gambaran serta kenangan kita sendiri. Selain
itu, karena tulisan pribadi memberikan kita suatu kesempatan mempelajari diri
kita sendiri - mempertajam persepsi-persepsi ataupun daya tanggap terhadap diri
kita sendiri – kita akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan didalamnya
(D’Angelo dalam Tarigan, 2008: 32).
E.
Ciri-Ciri Tulisan
Pribadi
Tulisan pribadi bersifat
subjektif. (Tarigan, 2008: 32—33) Tulisan pribadi adalah suatu pernyataan dari
gagasan-gagasan serta perasaan-perasaan kita mengenai pengalaman kita yang
ditulis, baik bagi kesenangan kita
sendiri maupun maupun bagi kepentingan dan kenikmatan sanak sanak keluarga atau
sahabat karib. Tulisan pribadi dapat berbentuk suatu:
a.
Buku harian (diary)
b.
Catatan harian, jurnal
(journal)
c.
Cerita tidak resmi (informal
narrative)
d.
Surat (letter)
e.
Puisi (poem) (Tarigan, 2008:
32—33).
Namun dalam penelitian ini, peneliti
menekankan pada tulisan pribadi; menulis buku harian (diary).
F.
Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah kejadian yang pernah
dilakukan atau dialami semua orang. Pengalaman pribadi adalah pengalaman
individu seseorang. Setiap orang pasti mempunyai pengalaman, baik pengalaman
yang menyenangkan maupun pengalaman yang menyedihkan. Pengalaman adalah guru
yang terbaik, dan kita dapat belajar dari pengalaman tersebut.
Pengalaman ibarat bahan bakar, tanpa bahan
bakar kendaraan bermotor tidak akan dapat berjalan. Begitu juga dengan
kreativitas (menulis), semakin kaya pengalaman seseorang penulis, akan semakin
kreatif. Ia akan mudah menemukan ide untuk ditulis. Pengalaman dapat diperoleh
secara langsung. Pengalaman langsung diperoleh dengan mengalaminya sendiri,
sedangkan pengalaman tidak langsung diperoleh melalui pengalaman orang lain.
Pengalaman dapat berupa pengalaman fisik, dan dapat pula berupa pengalaman
batin (Roekhan, 1991: 23).
G.
Model Pembelajaran
Quantum Teaching
Quantum merupakan interaksi yang mengubah
energy menjadi cahaya. Dengan demikian, Quantum Teaching adalah pengubahan
bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar.
Interaksi-interaksi ini mencakup unsure-unsur untuk belajar efektif yang
mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan
bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan
bagi orang lain (Deporter, 2010: 34). Quantum teaching petunjuk mencakup
spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan
proses belajar (Deporter, 2010: 33).
Quantum teaching bersandar pada konsep;
“bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”.
Msuki dulu dunia mereka, mengapa? Karena tindakan ini memberi izin untuk
memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu
pengetahuan yang lebih luas. Bagaimana
caranya? dengan mengaitkan apa yang kita ajarkan dengan sebuah peristiwa,
pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik,
music, seni, rekreasi, atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, kita
dapat membawa dunia mereka ke dalam dunia kita, dan memberi mereka pemahaman
kita mengenai isi dunia itu. Disinilah kosa kata baru, model mental, rumus, dan
lain-lain diberikan. Seraya menjelajahi kaitan dan interaksi, baik siswa maupun
guru mendapatkan pemahaman baru dan dan “dunia kita” diperluas mencakup tidak
hanya para siswa, tetapi juga para guru. Akhirnya, dengan pengertian yang lebih
luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari
kedalam dunia mereka dan menerapkanya pada situasi baru (Deporter, 2010: 35--36).
H.
Prinsip-Prinsip Quantum
Teaching
Quantum Teaching memiliki lima prinsip, diantaranya adalah;
(1)
Segalanya berbicara artinya segalanya
dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh kita, dari kertas yang kita bagikan
hingga rancangan pelajaran; semua mengirim pesan tentang belajar.
(2)
Segalanya bertujuan artinya semua
yang terjadi dalam penggubahan kita mempunyai tujuan…semuanya.
(3)
Pengalaman sebelum pemberian
nama artinya otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang
akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik
terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama
untuk apa yang mereka pelajari.
(4)
Akui setiap usaha siswa artinya
belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan.
Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas
kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
(5)
Jika layak dipelajari, maka
layak pula dirayakan hasil belajar tersebut artinya perayaan adalah sarapan
pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar (Deporter, 2010: 36--37).
I.
Kerangka Rancangan
Belajar Quantum Teaching
a.
Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah
manfaatnya bagiku?” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar.
b.
Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang
dapat dimengerti semua pelajar.
c.
Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus,
strategi; sebuah “masukan”.
d.
Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk
“menunjukkan bahwa mereka tahu”.
e.
Ulangi
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi
dan menegaskan, “aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.
f.
Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi,
dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan (Deporter, 2010: 39--40).
Guru
dalam Quantum Teaching memegang peranan penting, yaitu sebagai model,
pembimbing, dan fasilitator. Sebagi model guru dituntut memiliki kemampuan
berkomunikasi, mampu mempresentasikan sesuatu, secara efektif, dan memiliki
sikap positif untuk dirinya dan untuk siswanya. Sebagai pembimbing dan fasilitator,
guru dituntut kesadarannya untuk secara prima mengarahkan siswa untuk selalu
aktif dalam pembelajaran yang dilakukan, karena orientasi pembelajaran kepada
siswa (student centered instruction), bukan kepada guru (teacher centered
instruction) ( Thalabi dan Basuni, 2009: 115).
Pembelajaran
Quantum (Quantum Learning) menawarkan situasi belajar yang aman, nyaman,
menaarik, menyenagkan, sebagi situasi yang harus diciptakan dalam mencapai
hasil belajar yang diinginkan, sedangkan Quantum Teaching merupakan penerapan
Quantum Learning di dalam kelas. Quantum Teaching menawarkan model pembelajaran
yang selain menyenangkan juga nyaman. Nyaman berarti terbebasnya siswa dari
rasa takut untuk melakukan kesalahan, karena prinsip Quantum Teaching selalu
mengakui keberadaan siswa apapun wujudnya, kelebihan dan kekurangannya.
Menyenangkan berarti siswa berada dalam situasi yang menggembirakan karena
telah menemukan kenyamanan. Dengan situasi belajar yang mendukung, diharapkan
timbul sikap positif pada para siswa, yang pada ahirnya mampu menimbulkan
pemercepatan belajar (Deporter dalam Thalabi dan Basuni, 2009: 115—116).
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini
merupakan Penelitian Pembelajaran, karena penelitian ini menerapkan model
pembelajaran pada salah satu Kompetensi Dasar, dengan cara mencoba model
pembelajaran baru yang sebelumnya belum diterapkan oleh pembelajar. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif
dan kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh dari hasil tes yang mengukur ketuntasan hasil belajar siswa,
sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, kuisioner jjterhadap
siswa kelas VII MTs Hidayatul Islamiyah Bumirejo.
Penelitan ini menggunakan perencanaan
pembelajaran yang terdiri dari empat tahap, yaitu:
a.
Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, peneliti membuat
rencana pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran.
Perencanaan itu dapat tergambar melalui RPP yang disajikan.
1)
Kegiatan Awal (Planing)
a)
Guru membuka pelajaran
b)
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran
c)
Guru menumbuhkan motivasi dan minat siswa
terhadap manfaat pembelajaran melalui konsep ‘AMBAK’ apa manfaatnya bagiku?
d)
Guru menghubungkan materi
dengan pengalaman peserta didik (Tanya jawab)
e)
Guru menegaskan materi yang
sekarang di bahas
f)
Guru menceritakan pengalaman
pribadinya, sekaligus memberikan contoh tentang penulisan pengalaman pribadi
g)
Guru bertanya kepada siswa,
apakah siswa dapat memahami materi
h)
Siswa bertanya terkait materi
2)
Kegiatan Inti
(Demonstrasi)
a)
Siswa secara berkelompok diminta
untuk membuat karangan narasi tentang
pengalaman pribadi (memilih salah satu dari pengalaman pribadi temannya)
b)
Siswa mulai menulis pengalaman
pribadinya
c)
Siswa mengeksplorasi pengalaman
pribadi dari kelompoknya yang paling menarik
d)
Siswa menulis pengalaman
pribadi
e)
Siswa melakukan editing dan
revisi dari hasil tulisannya
f)
Guru mengamati aktivitas siswa
dan memberikan perhatian pada semua siswa (membuat siswa yakin bahwa siswa mampu
untuk menuliskan pengalaman pribadi dengan baik)
g)
Siswa mengumpulkan tulisan kelompok
h)
Ice breaking
(Ulangi)
i)
Siswa secara Individu diminta
untuk membuat karangan narasi tentang
pengalaman pribadinya masing-masing
j)
Siswa mulai menulis pengalaman
pribadinya
k)
Siswa mengeksplorasi pengalaman
pribadinya yang paling menarik
l)
Siswa menulis pengalaman
pribadinya
m)
Siswa melakukan editing dan
revisi dari hasil tulisannya
n)
Guru mengoreksi tulisan siswa
3)
Kegiatan akhir
a)
Guru bertanya kepada siswa
apakah siswa senang dan dapat memahami materi yang telah dibicarakan (Membuka
Tanya jawab)
b)
Guru memberikan penghargaan
kepada siswa yang berprestasi
c)
Guru memberikan informasi terkait
materi minggu depan
d)
Guru dan siswa menutup
pelajaran
b.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan
hal-hal sebagai berikut:
Ø Intervensi, berupa pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah
disiapkan
Ø Melakukan pengamatan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung,
pengamatan bertujuan untuk mengenal, menguji dan mendokumentasikan segala hal
yang berkaitan dengan hasil dan proses pelaksanaan tindakan
Ø Melakukan pengamatan terhadap hasil kegiatan belajar mengajar dengan
melihat aktivitas belajar mengajar berlangsung dengan menerapkan model
pembelajaran quantum teaching
Ø Melakukan evaluasi terhadap hasil kegiatan belajar mengajar
Ø Refleksi
c.
Pengamatan (Observing)
Observasi
merupakan pengamatan terhadap siswa, dalam pembelajaran yang terkait dengan
upaya pemecahan masalah dan model pembelajaran yang sedang diterapkan. Dalam
hal ini penieliti mengamati peristiwa yang menjadi indikator keberhasilan atau
ketidak berhasilan pemecahan masalah dan pengembangan pendekatan pembelajaran
yang sedang dikembangkan.
d.
Refleksi
Tahapan
refleksi dilakukan secara bersama-sama antara siswa dengan guru. Pada tahap ini
dilakukan penilaian dan timbal balik terhadap semua kegiatan yang dilakukan.
B.
Data dan Sumber Data
(e)
Data adalah semua informasi
atau bahan yang disediakan oleh alam (dalam arti luas), yang harus dicari atau
dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti (Subrotto, 1992: 34). Data dalam
penelitin ini bersifat penerapan model pembelajaran sesuai dengan bidang dan
sasaran penelitian. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah; aktifitas
guru, hasil belajar siswa, dan respons kelas VII MTs. Sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2006: 129). Dalam
penelitian ini yang dijadikan sumber data adalah guru dan siswa kelas VII MTs.
C.
Teknik Pengumpulan Data
Data adalah hasil pencatatan penelitian,
baik yang berupa data atau angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun
suatu informasi. Sesuai pernyataan tersebut penelitian ini menggunakan data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang
mengukur ketuntasan hasil belajar siswa, sedangkan data kualitatif diperoleh
dari hasil observasi, kuisioner, dan hasil tes terhadap siswa kelas VII MTs
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Non tes meliputi; observasi,
angket .
a.
Tes
Pada
teknik ini siswa diberi tes dengan menugaskan untuk mengumpulkan data tentang
hasil belajar siswa.
b.
Observasi
Teknik
ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran baik yang
dilakukan guru maupun yang dilakukan siswa. Pengamatan yang dilakukan dari sisi
guru misalnya, dari segi persiapan pembelajaran (Silabus dan RPP) dan cara
mengajarnya sedangkan dari sisi siswa misalnya dari segi respons, tingkah laku,
dll.
c.
Kuisioner atau Angket
Koisoner
atau angket ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data respons atau tangapan siswa
terhadap pambelajaran menulis pengalaman pribadi dengan menggunakan model
pembelajaran Quantum teaching.
D.
Instrumen Penelitian
Instrumen adalah sarana penelitian untuk mengumpulkan data sebagai
bahan pengolahan (KBBI). Instrumen penelitian pada penelitian ini menggunakan;
(a) Pedoman/rubrik observasi, (b) soal tes, dan (c) angket.
Intrumen adalah alat pada waktu
penelitian berlangsung. Adapun instrumen
yang digunakan pada penelitian ini adalah;
a)
Lembar
Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Tabel I
Lembar Observasi
Terhadap Guru
No
|
Hal-hal yang diamati
|
Skor
|
|||
Ya
|
Tidak
|
||||
1.
|
Penerapan Kegiatan Awal
|
||||
a.
Guru membuka pelajaran
|
|||||
b.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
|
|||||
c.
Guru menumbuhkan motivasi dan minat siswa
|
|||||
d.
Guru menghubungkan materi dan pengalaman siswa
|
|||||
e.
Guru menegaskan materi yang sekarang dibahas
|
|||||
f.
Guru memberikan contoh
|
|||||
g.
Guru bertanya pada siswa, apakah siswa dapat memahami
|
|||||
h.
Siswa bertanya terkait materi
|
|||||
2.
|
Penerapan Kegiatan Inti
|
||||
Demonstrasi
|
|||||
a. Siswa secara berkelompok
diminta untuk membuat karangan narasi
tentang pengalaman pribadi (memilih salah satu dari pengalaman pribadi
teman kelompoknya)
|
|||||
b.
Siswa mulai menulis pengalaman pribadinya
|
|||||
c.
c. Siswa mengeksplorasi pengalaman pribadi dari kelompoknya
yang paling menarik
|
|||||
·
|
d.
Siswa dalam proses menuis
|
||||
·
|
e.
Siswa melakukan editing dan revisi dari hasil tulisannya
|
||||
·
|
f.
Guru mengamati aktivitas siswa dan memberikan perhatian
pada semua siswa (membuat siswa yakin bahwa siswa mampu untuk menuliskan
pengalaman pribadi dengan baik)
|
||||
2)
|
g.
Siswa mengumpulkan tulisan kelompok
|
||||
h.
Ice Breaking
|
|||||
Ulangi
|
|||||
i.
Siswa secara Individu diminta untuk membuat karangan
narasi tentang pengalaman pribadinya
masing-masing
|
|||||
j.
Siswa mulai menulis pengalaman pribadinya
|
|||||
k.
Siswa mengeksplorasi pengalaman pribadinya yang paling
menarik
|
|||||
l.
Siswa menulis pengalaman pribadinya
|
|||||
m.
Siswa melakukan editing dan revisi dari hasil tulisannya
|
|||||
n.
Guru mengoreksi tulisan siswa
|
|||||
3.
|
Penerapan Kegiatan Akhir
|
||||
a.
Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran
|
|||||
b.
Guru bertanya pada siswa apakah siswa senang dan dapat
memahami materi
|
|||||
c.
Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi
|
|||||
d.
Guru memberikan informasi untuk materi minggu depan
|
|||||
e.
Guru dan siswa menutup pembelajaran
|
|||||
Jumlah
|
|||||
Sekor yang diperoleh
|
|||||
Tabel II
Lembar
Observasi Terhadap Siswa
No
|
Hal-hal yang diamati
|
Skor
|
||
Baik(3)
|
Sedang(3)
|
Kurang(1)
|
||
1.
|
Perhatian ketika menerima materi
|
|||
2.
|
Kesunguhan mengerjakan tugas
|
|||
3.
|
Kekreatifan
|
|||
4.
|
Kualitas idea tau gagasan
|
|||
5.
|
Tingkat pemahaman terhadap materi
|
|||
6
|
Kekompakan saat mengerjakan tugas kelompok
|
|||
7.
|
Kepercayaan diri
saat menerima dan mengerjakan tugas
|
|||
8
|
Kualitas tulisan siswa
|
|||
9
|
Pertanyaan siswa
|
|||
10
|
Tanggapan siswa
|
|||
Jumlah
|
||||
Skor yang diperoleh
|
b)
Lembar Hasil Tes Siswa dalam
Pembelajaran
Tabel
III
Kemampuan Siswa Dalam Menulis Karangan
Narasi
No
|
Aspek yang dinilai
|
Jumlah nilai
|
|||||
Tokoh
|
Penokohan
|
Alur
|
Latar
|
Bersifat menceritakan
|
|||
Skor
|
|||||||
1
|
|||||||
2
|
|||||||
3
|
c)
Lembar Koisoner (Angket)
Tabel
IV
Angket
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan
Media Pembelajaran Kartu Bercerita
NO
|
PERTANYAAN
|
SKOR
|
||
Ya(3)
|
Kurang(2)
|
Tidak(1)
|
||
1
|
Apakah anda senang dengan pembelajaran ini?
|
|||
2
|
Apakah belajar menulis karangan narasi dengan
menggunakan model pembelajaran quantum teaching lebih menyenangkan?
|
|||
3
|
Apakah dengan
menggunakan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan belajar
anda?
|
|||
Apakah dengan
menggunakan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan
kepercayaan diri anda dalam menulis karangan narasi?
|
||||
4
|
Apakah belajar dengan model ini lebih mempermudah
anda dalam menulis karangan narasi?
|
|||
5
|
Apakah pembelajaran ini mampu meningkatkan
keterampilan menulis anda?
|
|||
Jumlah
|
||||
Sekor yang diperoleh
|
E.
Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan melalui
aktivitas guru, hasil belajar siswa, dan respon siswa selanjutnya diolah.
pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. cara
untuk menganalisis proses pembelajaran baik yang dilakukan guru atau siswa.
Menggunakan rumus sebagai berikut.
b.
Jumlah skor yang diperoleh

Jumlah sekor total
c. Cara
untuk menganalisis hasil ketuntasan belajar siswa.
Ø Rumus
untuk menganalisis kompetensi siswa adalah sebagai berikut.
Jumlah skor siswa

Jumlah sekor total
Ø Sedangkan
untuk menentukan nilai rata-rata siswa dihitung denagan rumus.
fx
Keterangan: M: Mean(nilai
rata-rata)

N
N: Jumlah siswa
d. Cara
untuk mengalisis hasil respons siswaterhadap materi yang diajarkan, dengan
rumus.
Jumlah sekor siswa

Jumlah sekor total
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal.
2009. Metodologi Penelitian pendidikan. Surabaya: Lentera Cendika.
Deporter,
Bobbi.2010. Quantum Teaching. Makasar. Mizan Pustaka.
Khoirudin,
dkk. 2009. Buku Pintar Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Lentera Ilmu.
Kurniawan,
Heru dan Sutardi. 2011. Penulisan Sastra Kreatif. Lamongan: Pustaka Ilalang.
Musaba, Zulkifli.1991. Terampil menulis
dalam bahasa Indonesia yang benar. Banjar Masin: Sejarah Indonesia.
Roekhan.1991.
Menulis Kreatif. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang.
Sanjaya, Wina.
2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prena Media.
Tarigan, Henry Guntur.
2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung:
Angkasa.
Thalabi,
Tajudin dan mudlofar basuni. 2009: Strategi Pembelajaran. Gresik: Al-Rahmah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar